Salah satu indikator yang menunjukkan kondisi perekonomian suatu Negara adalah tingkat inflasi. Dan, saat ini inflasi di Indonesia tergolong tinggi yaitu masih di kisaran 6% – 7% (data Bank Indonesia) banyak perusahaan akan kesulitan untuk melakukan aktivitas operasional, sebab biaya yang dibutuhkan untuk melakukan produksi akan cenderung tinggi.

Dampak inflasi ini pula yang membuat kinerja bisnis KWSG hingga akhir Mei 2015, kurang menggembirakan. Sedangkan pasar tetap menuntut harga yang relatif rendah karena daya beli masyarakat yang juga menurun akibat inflasi. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan secara berkesinambungan, para petinggi KWSG segera merancang strategi bersaing agar bisa tetap bermain di pasar yang semakin kompetitif.

KWSG pun mencanangkan Gerakan Cost Leadership, yaitu suatu strategi bersaing yang dilakukan dengan cara memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dengan kualitas yang relatif sama dibandingkan dengan para pesaingnya. Dengan biaya yang lebih rendah maka perusahaan dapat menetapkan harga jual yang rendah pula, sehingga dalam persaingan akan dapat memenangkan pasar secara berkesinambungan. Keunggulan biaya biasanya dihasilkan dari produktifitas proses produksi , distribusi, atau keseluruhan operasi perusahaan. Perusahaan yang menerapkan strategi biaya murah biasanya perusahaan yang berskala besar.

Program Cost Leadership di KWSG mencakup lima sasaran yakni :

  1. Menjalankan program cost leadership dalam tata kelola perusahaan untuk mewujudkan KWSG yang berdaya saing.
  2. Meningkatkan efisiensi biaya dengan melakukan inovasi.
  3. Melakukan tindakan nyata untuk menekan atau menurunkan biaya perusahaan
  4. Meningkatkan produktivitas dengan tetap melakukan pengendalian biaya
  5. Menjalankan komitmen ini dengan sepenuh hati.

Untitled-1 - Copy