Jajaran Pengurus KWSG yang baru dilantik pada Rapat Anggota  tanggal 31 Maret 2017 lalu,  menggelar road show ke seluruh bagian Bisnis dan Fungsional.  Mereka adalah Ketua Pengurus Edi Kartika,  Akhmad Sujono Sekretaris Pengurus dan Nanik Indriani Bendahara Pengurus.  Agenda  ini digelar  berturut-turut di JATIM , JATENG, JABAR & DKI selama bulan April kemarin.

Pada momen tersebut , Edi Kartika menegaskan kembali tentang petas bisnis nasional khususnya pada pelaku bisnis trading bahan bangunan masih tak jauh beda dengan tahun 2016. Ini merupakan sebuah ‘warning’ . Jika tidak disikapi dengan strategi bisnis yang dinamis dan terencana, akan berdampak pada performance bisnis Perdagangan Bahan Bangunan (PBB) KWSG. “ Kita tahu bahwa saat ini harga semen kian tertekan akibat persaingan industri semen yang makin sengit. Penurunan harga semen yang signifikan berimbas pada tidak tercapainya target revenue”, tegas Edi Kartika.

Artinya,  penurunan harga satuan semen menggerus GPM komoditi unggulan PBB. “ Penjualan semen saat ini mengalami penurunan akibat  disparitas harga yang sangat mencolok di pasaran, sebagai alternatifnya  kita harus intensif mengenjot penjualan komoditi nonsemen yaitu besi, dan GRESS Board, serta  unit bisnis non PBB kita,” terang Edi dihadapan para manager regional dan para sales force.

Tak hanya berbicara perihal fakta harga semen dan peningkatan penjualan pada komoditi besi & non semen, Edi Kartika juga menyuarakan  seluruh lini bisnis KWSG agar  mempunyai strategic plan sesuai fakta dilapangan. “ Baik itu unit bisnis ekspedisi, Perdagangan Umum, Ritel & Resto harus sudah mencanangkan strategi baru guna menghadapi persaingan bisnis di tahun 2017 yang kian kompetitif, jika hanya stuck dengan strategi lama maka kita tidak akan bisa keluar dari kondisi sulit ini”, tuturnya.

‘Think out off the box’ menurut Edi Kartika merupakan cara mutlak dalam menyikapi kondisi saat ini. “ Tahun ini target kita 3,29 trilyun dan kinerja kita harus lebih baik dari tahun lalu”, terangnya.

IMG-20170509-WA0004

Sementara itu Akhmad Sujono lebih menekankan  pada peningkatan omzet GRESS Board (GRB). “ Penjualan GRB tahun ini sudah mulai menunjukkan sinyal positif, oleh karena itu harus lebih agresif dalam melakukan penetrasipasar nonsemen. Saya harap jajaran Satuan Penetrasi Cepat (SPC) terus melakukan upaya – upaya guna menjadikan Gress Board sebagai pemenang di pasar board nasional”, terang Akhmad Sujono. Dirinya juga mengingatkan pentingya menjaga stabilitas kualitas produk GRB untuk meminimalisir temuan komplain  distributor. Mengingat saat ini Gress Board sudah merambah pasar luar pulau dan mapping pasar sudah terbentuk sehingga diperlukan monitoring produk secara continue.

Sedangkan Nanik Indriani meminta jajaran bisnis KWSG untuk fokus pada pencapaian  cashin corporate. “ Cash-in perlu ditingkatkan guna menekan biaya operasional yang tinggi, selain itu pengelolaan bank garansi & cash flow juga perlu dipantau lebih detail”, tuturnya.

Di tengah situasi bisnis yang makin ketat, Pengurus berharap semangat juang seluruh level KWSG tetap terpupuk dan fight. Disatu sisi harapan tinggi kini disematkan kepada Pengawas dan Pengurus Baru KWSG agar mampu merebut kembali kejayaan yang dulu pernah diraih KWSG.